Pengurus BEM FKIP Periode 2013/2014


Naaaahh..... Kereen  kan....????? gax usah pengen ya.... :D
sore tadi Qt foto bareng buat kenang-kenangan, buat bukti kalo qt pernah berjuang bersama dalam membangun FKIP  JAYA.

akhirnya gw bisa ngrasain seneng bareng temen-temen gw yang ini... yang sebelumnya gw merasa tertekan... eh enggak sih, cuma kurang akrab aja....

eh iya... besok kan malem tahun baru... kalian mau kemana nih...??? pasti pada keluar sama pacarnya masing-masing yaa.... kalo gw kumpul-kumpul sama temen-temen KSR deh kayaknya... soalnya keluarga gw nggak begitu fanatik dengan acara semacam ini... yaaa gw cari kesenangan sendiri aja lah....

Menyambut 2015

Malem guys.... gax ada temen real nih.... adanya cuma temen chatting...
tiba-tiba gw berfikir apa aja ya tujuan hidup gw ditahun ini yang uda terlaksana..???? dan apa yang belum...???
sepertinya hidup gw gax terlalu sistematis sampai gw bingung, sebenernya gw punya tujuan ga sih d tahun ini....???? yah... gw coba ingat-ingat lagi deh....

Tujuan Tahun 2014 yang terlaksana :
- Baikan sama musuh (sahabat yang tertunda)
- Ikut banyak organisasi dikampus
- Memperbaiki tingkahlaku dipondok

Tujuan Tahun 2014 yang belum terlaksana :
- Kurus
- Anggun
- Ngajar disekolahan
- Rajin Puasa
- Rajin Sholat Sunnah

mungkin itu sebagian kecilnya.... biar di penghujung tahun 2015 gw g kebingungan lagi, gw mw list harapan gw....

1. Pastinya KURUS / Langsing
2. Rajin Puasa & Sholat Sunnah
3. Ngajar di sekolahan
4. IP Memuaskan
5. Pacar...??? butuh nggak ya..?? lebih tepatnya CALON SUAMI uda ada....:D
6. Beli Motor Vario pakek uang sendiri
7. tetap eksis di Organisasi kampus
8. Jadi santri yang sholehah, anggun, bujaksana, dll

Semoga harapan gw tercapai di tahun 2015.... Amien....WISH ME LUCK

perkenalan ke-2

setelah sekian lama gw nggak nongol disini banyak lika-liku kehidupan yang gw alami...
sebelumnya gw ceritakan dulu kesibukan gw sekarang. gw kuliah di salah satu universitas di Kediri Jawa Timur, jurusan pendidikan Matematika smester 3. selain itu gw jg sbgai santri di salah satu pondok pesantren di kota itu. kesibukan gw yg lain ngajar/ngelesi matematika, pengurus BEM Fakultas, Pengurus UKM KSR-PMI, dan yg terakhir gw ikut UKM PPN (Penalaran dan Penelitian Nusantara). Yang terakhir itu bukan gw banget, tapi gw berfikir mungkin gw bisa meningkatkan kwalitas diri gw melalui UKM itu. karena dosen banyak yang bilang kalau gw kritis dan berfikiran sains. hahahhahaa...

disetiap tempat itu gw punya sekelompok teman, yg bisa dikatakan sebagai "geng" tapi  bukan yang macem-macem kok, cuma sering membuat suasana menjadi ramai biar nggak krik...krikk...gitu...
oh iya... klo ditanya tentang cowok, gw emang belum punya & belum pengen, kalau masalah itu gw pengennya langsung nikah aja..tentunya sama pria bersarung (yang tau agama gitu...). gx punya cowok hidup gw nggak kesepian kok, karena temen cowok gw banyak... alasan mereka senang bertaman sama gw because gw enak diajak ngobrol & berfikiran seperti cowok.

mungkin cukup sampai disini dulu aja ya... gw mau berangkat kuliah nih... prepare buat UAS...semoga sukses...

Pahitnya Madu


Dunia Menipu bersama segala isinya...
namun di setiap debu yang mendusta...
ada jutaan hakikat yang menepisnya...
Pahitnya mahoni, manisnya madu dunia...
Semuanya ada dalam nyata...

Haruskah merasakan pahitnya mahoni,
Jika tingkah mengepak serajin lebah...
Ya 'Alimu Khobir...
Hanya Engkaulah yang tahu...

tak tertulis dusta pada surat janji Mu...
kebohongan gulita jika ekor lebah,
menata pahit mahoni...

Kala terasa pahit madu yang meradang,
menggores setiap pori-pori lidah...
tentunya bukan salah dunia Mu...
Hanya saja yang melebah diam dan angkuh...
layaknya pohon mahoni..

Keindahan Subjektif

jarang orang bertanya atau terheran dengan kata kata semisal "mengapa dunia ini begitu indah?", entah apakah pertanyaan ini tidak pernah muncul karena dunia yang pasif ini terlalu sinis pada kita, atau memang ada tempat lain yang begitu indah melebihi dunia, kata kaum agamis istilahnya akhirat, surga. meski menurut saya pendapat yang kedua sedikit janggal, sebab orang yang percaya akhirat begitu indah tidak akan menganggap Pencipta akhirat adalah Dzat yang tega menciptakan dunia yang begitu buruk untuk hamba-Nya.

sebenarnya apa yang dimaksud dengan indah adalah hal yang subjektif, orang desa melihat lampu lampu yang melekat pada bangunan tinggi sebagai hal yang indah, berkelap kelip, apalagi ketika desanya benar-benar desa yang tidak terjamah penguasa, daerah non potensial yang dianggap pelengkap dan harus melestarikan budaya dan tradisi negeri.

beda dengan orang kota saat ini, hal yang menakjubkan menurut mereka adalah hal-hal yang berbau alami, lingkungan yang masih hijau, sungai yang masih jernih dan hal yang berbau kuno. inilah yang akhirnya membingungkan, kenapa orang desa dan kota tidak bertukar saja?

jelasnya orang desa akan sangat setuju, tapi entah dengan orang kota, sebab apa yang sebenarnya orang kota inginkan? benar-benar ingin hidup bermesraan dengan alam atau sekedar sebagai pelepas penat setalah bosan dengan rutinitas kota, lah bagaimana mau dibilang mesra dengan alam, kalau sungai-sungai di kota yang dulunya juga jernih dilimbahi sendiri, hutan-hutan jamrud khatulistiwa dibotaki sampai plontos, longsorlah sisanya dan setelahnya biar banjir yang menyapu kotor.

orang desa pun meski diberi kesempatan menikmati kota juga tidak akan bertahan lama melihat keindahan, keadaan kota terlalu mutakhir, modern. ternak sapi lebih menguntungkan daripada belajar yang mencerdaskan, intinya kerja, cari uang, nikah lalu hidup bahagia, ilmunya tetap saja turun temurun tanpa berkembang. akhirnya, gemerlap lampu tak akan berjalan lama, bisa-bisa gedung gedung tinggi hangus terbakar lampu minyak.

akan sangat panjang bila keindahan ini ditanyakan pada orang kaya dan miskin, orang sehat dan penyakitan, orang muda dan tua dan orang-orang lainnya. karena akarnya akan sama. subjektivitas terhadap keindahan akan terus ada. dan berbeda bukanlah masalah, hal itu sudah menjadi fakta bahwa tak ada hal yang sama persis.

penafsiran keindahan terhadapa objek yang ada bolehlah berbeda asalkan hakikat atau maknanya sama. karena yang indah itu bukan berasal dari yang di luar kita, yang terlihat atau terasa, tapi keindahan itu berasal dari dalam diri masing masing kita. untuk meraih itu tidak cukup dengan hati yang bersih saja, atau sekedar ilmu yang banyak, atau juga pemahaman spiritual yang dalam, tapi butuh ketiga hal tersebut secara lengkap dan utuh. diawali dengan diri sendiri, dengan muhasabah, dengan melihat lebih rendah, lalu ketika menatap ke depan dengan sendirinya kita akan bersyukur, karena begitu banyak hal indah, sebanyak hal yang kita pahamai dan syukuri.

Kesenangan Liar


lupakan raut buruk,
untuk setapak yang belum dilalui,
dia tidak menangis,
untuk jalan-jalan buram,
karena mungkin janji-janji kritis,
akan mati meski terus ditimang,

disebelah lampu minyak tua,
si gelap membara berkobar-kobar,
membakar siapa saja yang tak bergerak,
dan saat si tua mengering,
bulan menggrimis sinar putih lembut,
memadamkan kobaran yang membara,
dia pun tersenyum dan menari,
merasakan tetesan mesra,

tanah berdebu melekuk-lekuk,
menggurat langkah dia yang menari,
dia terdiam sejenak,
menyapa sunyi yang kesepian,
dan mereka bernyanyi bersama,
menyairkan sajak pagi,
bagi siapa yang masih terjaga,
 di akhir kedipan matanya yang sayu,
ada sebuah bangga dikelopaknya,
untuk tidak mengair mata,
keterpurukan yang terawat,
tidak seberhaga kesenangan yang tumbuh liar,

pahlawan kecil itu tersenyum,
setelah memerdekakan kesedihan.
sepuluh-sebelas-dua belas.

Atheis Romantisme

ketika yang namanya kekasih adalah pembuat fatwa,
sebuah perintah darinya adalah kewajiban yang shohih,
murkanya meringsutkan semangat hidup dalam penyesalan,
dan sayangnya melebihi keindahan syurga,
maka dialah sebuah berhala roman,
tuhan bagi yang menyembahnya,
dewa bagi yang bersesaji dihiruk pikuk konsumtif,
lalu berbanggalah bagi mereka yang masih atheis,
atheis yang tidak punya sesembahan dalam ranah ini.

kopi hangat masih mengepul, lalu ku tulis ini.