jarang orang bertanya atau terheran dengan kata kata semisal
"mengapa dunia ini begitu indah?", entah apakah pertanyaan ini tidak
pernah muncul karena dunia yang pasif ini terlalu sinis pada kita, atau
memang ada tempat lain yang begitu indah melebihi dunia, kata kaum
agamis istilahnya akhirat, surga. meski menurut saya pendapat yang kedua
sedikit janggal, sebab orang yang percaya akhirat begitu indah tidak
akan menganggap Pencipta akhirat adalah Dzat yang tega menciptakan dunia
yang begitu buruk untuk hamba-Nya.
sebenarnya apa yang
dimaksud dengan indah adalah hal yang subjektif, orang desa melihat
lampu lampu yang melekat pada bangunan tinggi sebagai hal yang indah,
berkelap kelip, apalagi ketika desanya benar-benar desa yang tidak
terjamah penguasa, daerah non potensial yang dianggap pelengkap dan
harus melestarikan budaya dan tradisi negeri.
beda dengan
orang kota saat ini, hal yang menakjubkan menurut mereka adalah hal-hal
yang berbau alami, lingkungan yang masih hijau, sungai yang masih jernih
dan hal yang berbau kuno. inilah yang akhirnya membingungkan, kenapa
orang desa dan kota tidak bertukar saja?
jelasnya orang
desa akan sangat setuju, tapi entah dengan orang kota, sebab apa yang
sebenarnya orang kota inginkan? benar-benar ingin hidup bermesraan
dengan alam atau sekedar sebagai pelepas penat setalah bosan dengan
rutinitas kota, lah bagaimana mau dibilang mesra dengan alam, kalau
sungai-sungai di kota yang dulunya juga jernih dilimbahi sendiri,
hutan-hutan jamrud khatulistiwa dibotaki sampai plontos, longsorlah
sisanya dan setelahnya biar banjir yang menyapu kotor.
orang
desa pun meski diberi kesempatan menikmati kota juga tidak akan
bertahan lama melihat keindahan, keadaan kota terlalu mutakhir, modern.
ternak sapi lebih menguntungkan daripada belajar yang mencerdaskan,
intinya kerja, cari uang, nikah lalu hidup bahagia, ilmunya tetap saja
turun temurun tanpa berkembang. akhirnya, gemerlap lampu tak akan
berjalan lama, bisa-bisa gedung gedung tinggi hangus terbakar lampu
minyak.
akan sangat panjang bila keindahan ini ditanyakan
pada orang kaya dan miskin, orang sehat dan penyakitan, orang muda dan
tua dan orang-orang lainnya. karena akarnya akan sama. subjektivitas
terhadap keindahan akan terus ada. dan berbeda bukanlah masalah, hal itu
sudah menjadi fakta bahwa tak ada hal yang sama persis.
penafsiran
keindahan terhadapa objek yang ada bolehlah berbeda asalkan hakikat
atau maknanya sama. karena yang indah itu bukan berasal dari yang di
luar kita, yang terlihat atau terasa, tapi keindahan itu berasal dari
dalam diri masing masing kita. untuk meraih itu tidak cukup dengan hati
yang bersih saja, atau sekedar ilmu yang banyak, atau juga pemahaman
spiritual yang dalam, tapi butuh ketiga hal tersebut secara lengkap dan
utuh. diawali dengan diri sendiri, dengan muhasabah, dengan melihat
lebih rendah, lalu ketika menatap ke depan dengan sendirinya kita akan
bersyukur, karena begitu banyak hal indah, sebanyak hal yang kita
pahamai dan syukuri.
Pages
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Blog Subscription
Search this blog
Blogger templates
Popular Posts
-
Naaaahh..... Kereen kan....????? gax usah pengen ya.... :D sore tadi Qt foto bareng buat kenang-kenangan, buat bukti kalo qt pernah ber...
-
ketika yang namanya kekasih adalah pembuat fatwa, sebuah perintah darinya adalah kewajiban yang shohih, murkanya meringsutkan semangat h...
-
jarang orang bertanya atau terheran dengan kata kata semisal "mengapa dunia ini begitu indah?", entah apakah pertanyaan ini tidak...
-
terbodohi dalam suara lamunan, yang diharap bertemu, mengendap di jalanan. kata itu menyapa dalam tanya yang terdengar pelan. puing-pu...
-
lupakan raut buruk, untuk setapak yang belum dilalui, dia tidak menangis, untuk jalan-jalan buram, karena mungkin janji-janji kritis, ...
-
Hidup itu hanya ada dua pilihan, bahagia dan sengsara. baik hidup di dunia maupun di akhirat nanti. tapi semua orang pasti menginginkan d...
-
Dunia Menipu bersama segala isinya... namun di setiap debu yang mendusta... ada jutaan hakikat yang menepisnya... Pahitnya mahoni, manisnya...
-
warna mulai mengkerut di waktu, seonggok tanggung jawab, masih menggantung di dada menggelayut di kepala, berucaplah kepercayaan yg mul...
-
Cinta yang belum matang berkata: “Aku cinta kamu karena aku butuh kamu” Cinta yang sudah matang berkata: “Aku butuh kamu karena aku cinta...
-
Malem guys.... gax ada temen real nih.... adanya cuma temen chatting... tiba-tiba gw berfikir apa aja ya tujuan hidup gw ditahun ini yang ud...
Followers
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.



0 komentar:
Posting Komentar